Karya: Nurmaisyah
Di balik cadar yang membalut wajahnya. Binar memancar dari kedua retina. Menembus ribuan neuron yang menghubungkan masa. Merupa sinar Bagaskara.
Dia, perempuan yang mengemis dama.
Menghabiskan siang menjadi seorang hamba, lalu menerobos malam demi aksama.
Hara Trisha membahana, menembus cakra dalam analogi metafora.
Tetesan embun penyejuk atma, menjadi mantra di setiap helaan napasnya. Menggema dalam alunan zikir yang membasuh setiap luka.
Dia, perempuan yang mengemis dama, merelakan diri menjauhi cahaya dunia. Terkurung dalam aturan Sang Pemilik jiwa. Orang mengira itulah derita, tapi dirinya merasa bahagia.
Dia, perempuan yang mengemis dama, bersimpuh menahan nafsu yang fana. Meski tubuhnya tercabik fatamorgana.
Dia, perempuan yang mengemis dama, memasrahkan hatinya demi Tuhan yang Esa
Tasikmalaya, 19 Februari 2023

Tinggalkan komentar